Jumat, 28 Agustus 2015

Keunikan Rumah Masyarakat suku Batin Rantau Panjang Tabir

Keunikan rumah masyarakat suku batin rantau panjang.

Rumah sebagai tempat tinggal merupakan suatu hasil karya budaya yang penting dalam kehidupan manusia. Rumah biasanya di desain sedemikian rupa oleh penggunanya sehingga nyaman untuk dijadikan sebagai tempat guna menghabiskan sebagian massa hidupnya. Rumah didesain dengan keunikan-keunikan tersendiri yang tidak terlepas dari pengaruh lingkungan dan kepercayaan yang dianut. Suku batin sebagai salah satu suku asli provinsi jambi memiliki aturan tersendiri dalam membangun sebuah rumah. Keunikan bagunan rumah masyarakat suku batin tergambar melalui karakteristik bentuk bangungan rumah, bahan bangunan, struktur bangunan dan karakteristik ornament rumah.
Secara umum karakteristik bentuk bangunan rumah masyarakat suku batin terdiri atas kepala, badan, dan kaki yang tergambar melalui atap, badan bangunan dan struktur panggung dengan komposisi 2:1:1. Atap merupakan bagian paling besar dari sebuah rumah, dimana bentuknya adalah segitiga terbalik. Badan bangunan berbentuk trapesium terbalik yang memanjang. Dan bagian kaki terdiri atas tiang-tiang yang dihubungkan dengan sendi mencapai permukaan tanah.
Bahan bagunan yang dipakai oleh masyarakat suku batin untuk membangun sebuah rumah panngung adalah kayu keras seperti kayu kulin dan kayu tembesi. Kayu ini biasanya di dapat didaerah sekitar lingkungan tempat warga suku batin bekerja misalnya di talang. Kayu ini kemudian dirangkai sedemikian rupa sehingga fleksibel dengan menggunakan pasak. Pertemuan kolom dan balok menggunakan sistem tebuk tembus sehingga jika suatu waktu rumah tersebut akan dibongkar atau di pindahkan maka sebagian kerangkanya dapat di buka kembali sehingga memudahkan masyarakat dalam tradisi angkat rumah.
Selanjutnya struktur bangunan rumah masyarakat suku batin sudah tertata sedemikian rupa sehigga hampir secara keseluruhan rumah warga memiliki sunanan atau tata ruang yang sama. Struktur bangunan rumah terdiri atas pelamban,gaho, ruang masinding, ruang tengah,balik menalam,ruang atas (penteh),  dapur, tangga dan ruang bawah (bauman). Pelamban adalah ruang depan dan belakang bangunan rumah yang terbuat dari kayu yang berfungsi mirip teras. Pelamban depan namanya perando. Gaho adalah ruang yang terdapat disebelah kiri pintu masuk yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan keperluan sehari-hari. Sementara itu ruang masinding adalah ruang depan untuk tempat tamu-tamu berkumpul.sesuai dengan namanya ruang tengah adalah ruangan yang terletak ditengah bangunan atau bisa disebut juga ruang keluarga tempat dimana keluarga suku batin bercengkrama. Kamar pada rumah masyarakat suku batin dikenal dengan sebutan ruang balik menalam, ruangan ini biasanya di bangun berdasarkan jumlah anak gadisnya. Ruang atas atau penteh adalah deks tempat menyimpan hasil karya ayaman dan barang-barang kenduri seperti kuali dan periuk besar. Seperti fungsi umum dari dapur, maka disanalah tempat ibu-ibu masyarakat suku batin memasak. Bagaian terakhir dari struktur rumah masyarakat suku batin adalah bauman atau ruang bawah. Ruang ini tidak berlantai dan berdinding. Ruang ini merupakan ruang multi fungsi dimana dibagian pinggir digunakan untuk menyimpan atau menyusun kayu bakar, bagian tengah dari bauman dipakai untuk tempat berkumpul-dan bermainnya anak-anak. Orang dewasa terkadang juga menggunakan bauman semabai tempat untuk membuat aneka kerajinan ayaman.
Rumah masyarakat suku batin juga memiliki karakteristik ornament yang khas yaitu berupa motif tumbuh-tumbuhan (flora) dan motif hewan (fauna). Motif ini dapat dijumpai pada bagian atas ruang balik menala, ujung kasau dan ujung tanduk kambing sebuah rumah. Untuk bagian ornament saat ini tidak semua rumah warga mempunyai atau membuat nya, hal ini dikarnakan sulitnya mengukir dan mencari orang yang mampu mengukir. Hanya rumah yang sudah cukup lama yang memiliki ke khasan ornament ini.
Demikianlah sekilah tentang keunikan rumah masyarakat suku batin yang tinggal dikecamatan tabir, rantau panjang. Tiap bangunan rumah memiliki fungsi masing-masing dan terdesain sesuai pola yang telah turun-temurun diwariskan nenek moyang.


Rabu, 26 Agustus 2015

Pembelajaran Sains Abad 21

MAKALAH  PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN SAIN
“PEMBELAJARAN SAIN ABAD 21”
Dosen pengampu : 1. Prof. Dr. Rahmat Murbojono, M.Pd
 2. Dr. M. Haris Effendi Hsb, S. Pd,. M.Sis







OLEH KELOMPOK VII

ANGGOTA

1.            NURMI ARI SEPRIHATIN
2.            SITI BAROKAH
3.            NOVRA YONAL










MAGISTER PENDIDIKAN IPA
UNIVERSITAS JAMBI
2015
KATA PENGANTAR

            Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah, kekuatan dan karunia yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul :
“Pembelajaran Sains Abad 21”.
Penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah prinsip-prinsip pembelajaran sain yang diberikan oleh prof.Dr. Rahmat Murboyo, M. Pd dan Dr. Haris .
Akhir kata, penulis menyadari akan kekurangan, keterbatasan serta kemampuan sehingga banyak terdapat kekurangan dalam makalah ini. Kritik dan saran pembaca sangat penulis harapkan untuk koreksi dan perbaikan di kemudian hari. Semoga makalah ini bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya .

                                                                                                Jambi, Agustus 2015


                                                                                                Penulis






                                                   





DAFTAR ISI
Halaman judul                        
Kata pengantar            ………………………………………………………            i
Daftar isi                     ………………………………………………………            ii

Bab I Pendahuluan
1.1  Latar belakang masalah     ………………………………………………            1
1.2  Rumusan masalah             ………………………………………………            2
1.3  Tujuan penulisan               ………………………………………………            2
1.4  Manfaat penulisan             ………………………………………………            3

Bab II Pembahasan
2.1 Abad 21 dan Pengaruhnya dalam pembelajaran   …………….………..             4
2.2 Sistem pembelajaran SAIN abad 21   ……………………………….....             5
2.3 Manajemen Sistem Pendidikan Abad 21   ……………………………..             8
2.4 Bentuk Pembelajaran Digital Abad 21  ………………………………..             10

Bab III  Penutup
1.1     Kesimpulan          ……………………………………………………….           12
1.2     Saran                    ……………………………………………………….           12
Daftar Pustaka                        ……………………………………………………….           13








BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam hembusan era globablisasi, gemanya telah mempengaruhi berbagai tatanan kehidupan umat manusia saat ini. Oleh sebab itu, pengaruh globalisasi tidak bisa dihindari. Perlakuan yang paling arif adalah bagaimana globalisasi, termasuk kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi ini, disikapi sehingga membuahkan manfaat bagi umat manusia.
Globalisasi bukan berarti persaingan antar bangsa dalam arti sempit. Globalisasi bukan pula penindasan sikuat kepada si lemah, akan tetapi merupakan pranata baru antar bangsa yang berpijak pada semangat kebersamaan guna kehidupan masyarakat yang lebih baik. Ditengah pesimisme konflik kepentingan antar bangsa dibeberapa belahan dunia, ternyata globalisasi menjanjikan nuansa baru bagi kehidupan yang lebih arif dengan berlandaskan kebersamaan, saling menghormati,dan saling membutuhkan.
Naisbitt dan Patricia dalam Wahyudin dkk (2007:2.26), merinci beberapa kosekuensi logis adanya globalisasi dibidang pendidikan antara lain:
1.      Dalam globalisai, sistem nilai dan filsafat merupakan posisi kunci dalam garapan pendidikan nasional. Semua Negara menempatkan sistem nilai dan etika sebagai landasan utama dalam merancang kurikulum nasionalnya.
2.      Globalisasi menuntut adanya angkatan kerja yang berkualifikasi dan berpendidikan. Dalam masyarakat informasi, lapangan kerja terutama dialamatkan pada mereka yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang berlatar pendidikan yang memadai. Sebaliknya, mereka yang miskin keterampilan dan tuna pendidikan, akan berderet mengisi barisan pengangguran atau sebagai kelompok pekerja dengan upah minim.
3.      Kerja sama pendidikan mutlak diperlukan.kerjasama internasional dibidang pendidikan adalah sisi lain daripada kosekuensi globalisasi. Bantuan dana, tenaga ahli, ataupun pemberian beasiswa tugas belajar ke luar negeri merupakan salah satu bentuk kerja samainternational dibidang pendidikan.
Ihwal globalisasi pada dasarnya telah diamanatkan oleh PBB dalam Trilogi pendidikan global yaitu :
1.      Demokrasi pendidikan
2.      Modernisasi pendidikan dengan menghormati identitas budaya, serta
3.      Adaptasi pendidikan dengan tuntunan pekerjaan produktif searah dengan kebutuhan lapangan kerja.
Modernisasi pendidikan mencakup antara lain keragaman alternative dalam pelayanan pendidikan dan proses belajar mengajar. Berikut dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai sistem pembelajaran abad 21, management sistem pembelajaran abad 21 dan pembelajaran digital abad 21.

1.2              Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1.      Apakah yang dimaksud dengan abad 21 dan pengaruhnya terhadap pembelajaran?
2.      Bagaimana sistem pembelajaran sains abad 21?
3.      Bagaimana manajement sistem pembelajaran abad 21?
4.      Bagaimana bentuk pembelajaran digital abad 21?

1.3              Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk menegetahui apa yang dimaksud dengan abad 21 dan pengaruhnya terhadap pembelajaran.
2.      Untuk mengetahui sistem pembelajaran sains abad 21.
3.      Untuk mnegetahui manjement sistem pembelajaran abad 21.
4.      Untuk mnegetahui bentuk pembelajaran abad 21.


1.4       Manfaat Penulisan
Berdasarkan paparan diatas maka manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah :
1.      Bagi masyarakat umum makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan untukmemberikan informasi tentang bagaimana sistem pembelajaran sain abad 21.
2.      Bagi pemerintahan, makalah ini dapat membantu dalam mensosialisasikan informasi tentang sistem pembelajaran sain abad 21.
3.      Bagi mahasiswa khususnya calon pendidik, makalah ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam mempelajarai sistem pembelajaran sain abad 21.




















BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Abad 21 dan pengaruh nya dalam pembelajaran.
            Saat ini kita telah memasuki abad baru yaitu abad 21, diamana rentang waktunya antara tahun 2001-2100. Seperti yang telah dipaparkan diatas bahwa abad 21 ini telah banyak berubah akibat adanya pengaruh globalisai yang mencakup berbagai aspek kehidupan termasuk didalamnya aspek pendidikan.
John Naisbitt seperti dikutip Deliar Noerdan Iskandar Alisyahbana(1988:355), telah terjadi perubahan sepuluh arah dalam menghadapi abad 21 yaitu :
1.      Peralihan dari masyarakat industry kepadamasyarakat informasi.
2.      Peralihan darai teknologi yang dipaksakan kepada teknologi tinggi dansentuhan tinggi.
3.      Peralihan dari ekonomi nasional menuju ekonomi dunia.
4.      Peralihan dari perencanaan jangka pendek menuju perencanaan jangka panjang.
5.      Dari sentralisasi ke desentralisasi.
6.      Dari bantuan institusional menuju bantuan individual.
7.      Dari demokrasi perwakilan menuju ke demokrasi partisipatoris .
8.      Peralihan dari hirarki-hirarki menuju pada penjaringan (network)
9.      Peralihan dari utara menuju selatan.
10.  Peralihan dari satu pilihan kepada pilihan majemuk.
Dalam konteks nasional, antisipasi garapan pendidikan nasional menghadapi kehidupan mendatang khususnya abad 21 , secara yuridis formal telah tersurat pada UU no 2 1989 tentang wajib belajar dasar 9 tahun dan GBHN 1993. Beikut beberapa gagasan yang dapat diterapkan dalam menghadapi abad 21, seperti yang disarankan Deliar Noer dan Iskandar Alisyahbana(1988:376-389):
1.      Pendidikan  bukan hanya berurusan dengan transmisi pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga dengan prefensi lain. Itu berarti bahwa pendidikan berhubungan erat dengan nilai-nilai, dan sebagian nilai itu adalah berkenaan dengan nasionalisme.
2.      Negara kita adalah Negara kepulauan. Secara potensial sumber-sumber kita ada di darat dan di perairan.kita bertanggung jawab untuk melindungi sumber alam tersebut serta memanfaatkannyasebaik-baiknya untuk kemaslahatan bangsa.
3.      Dimasa depan mungkin sekali ada perubahan dan fluktuasi yang berarti dalam penyebaran penduduk. Oleh karena itu, perlu dikembangkan sistem pendidikan yang cukup lues yang mampu secara cepat menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.
4.      Dimasa depan perlu member peranan yang seluas-luasnya kepada kaum wanita untuk mendapatkan kesempatan dalam pendidikan
5.      Tuntutan belajar seumur hidup (life long education) tampaknya harus mendapatkan perhatian yang lebih memadai dimasa akan datang.
6.       Pentingnya media elektronik dalam penyebarluasan pendidikan, termasuk pengembangan sistem belajar jarak jauh dan pemanfaatan computer untuk pendidikan.
7.      Publikasi dan penelitian serta pengembangan pendidikan merupakan hal yang sangat mendasar bagi setiap masyarakat yang ingin maju.

2.2 Sistem Pembelajaran Sain Abad 21
Dalam menghadapi globalisasi abad 21 maka salah satu cara yang harus dilakukan adalah dengan meningkatkan mutu pendidikan. Saat ini peningkatan mutu pendidikan Indonesia masih terus diupayakan karena sangat diyakini bahwa IPA sebagai ilmu dasar memegang peranan penting dalam pengembangan IPTEK. IPA (natural sains) adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara mendapatkan pengetahuan mempergunakan pengetahuan.
Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan. Pergeseran paradigma belajar abad 21 dan kerangka kompetensi abad 21 menjadi pijakan di dalam pengembangan kurikulum 2013. Menyongsong pemberlakuan kurikulum 2013 semakin mempertegas peran pendidikan nasional. Sebagai salah satu sektor pembangunan nasional dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Oleh karena itu, pendidikan nasional harus berfungsi secara optimal sebagai wahana utama dalam pembangunan bangsa dan karakter. Hal itu juga dijadikan acuan dalam pembelajaran IPA.
Pembelajaran IPA yang didasarkan pada standar isi akan membentuk siswa yang memiliki bekal ilmu pengetahuan (have a body of knowledge), standar proses akan membentuk siswa yang memiliki keterampilan ilmiah (scientific skills), keterampilan berpikir (thinking skills) dan strategi berpikir (strategy of thinking); standar inkuiri ilmiah akan membentuk siswa yang mampu berpikir kritis dan kreatif (critical and creative thinking); standar asesmen mengevaluasi siswa secara manusiawi artinya sesuai apa yang dialami siswa dalam pembelajaran (authentic assessment). Penerapan standar-standar dalam pembelajaran IPA khususnya empat standar tersebut akan memberikan soft skill berupa karakter siswa, untuk itu sangat diperlukan pembelajaran IPA yang menerapkan standar-standar guna membangun karakter siswa. Siswa yang berkarakter dapat dicirikan apabila siswa memiliki kemampuan mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan-keterampilan dan sikap dalam usaha untuk memahami lingkungan.
Pengembangan kurikulum 2013 dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) yang terintegrasi. Diakui dalam perkembangan kehidupan dan ilmu pengetahuan abad 21, memang telah terjadi pergeseran baik ciri maupun model pembelajaran. Inilah yang diantisipasi pada kurikulum 2013. Dalam kurikulum 2013 ini, mata pelajaran IPA di tingkat Sekolah Menengah Pertama, mata pelajaran IPA dikemas secara terintegrasi pada keilmuan IPA, terintegrasi dengan pembentukan karakter. Perubahan pendidikan dan mindset para guru harus didasarkan pada kecakapan/ketrampilan apa saja yang nantinya dibutuhkan oleh para siswa di 21st century ini untuk dapat mencapai partisipasi penuh di masyarakat.
Pengembangan kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari KBK dan KTSP. Karakteristik kurikulum 2013 dijelaskan melalui table berikut.
No
KBK
KTSP
Kurikulum 2013
1.
Standar Kopetensi lulusan diturunkan dari standar isi
Standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan
2.
Standar isi dirumuskan berdasarkan tujuan mata pelajaran (standar kompetensi lulusan mata pelajaran) yang dirinci menjadi standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran
Standar isi diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui kompetensi inti yang bebas mata pelajaran
3.
Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk keterampilan, dan pembentuk pengetahuan.
Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan dan pengetahuan
5
Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran
Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang diharapkan
6.
Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran yang terpisah.
Semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti tiap kelas.
Sumber : Mendikbud 2013.
            Pembelajaran IPA di era abad 21 sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiri) dengan pendekatan berpusat pada siswa (student centered learning) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif (creative thingking) dan berpikir kritis (critical thingking), mampu memecahkan masalah, melatih kemampuan inovasi dan menekankan pentingnya kolaborasi dan komunikasi.
            Keterampilan berpikir yang dikembangkan sebaiknya sudah menjangkau keterampilan berpikir tingkat tinggi (high order thingking skill) yang jika dijangkau dengan ranah kognitif pada taksonomi bloom berada pada level analisis, sintesis, evaluasi dan kreasi. Sehingga pembelajaran harus sesuai dengan karakter dan domain IPA yang meliputi domain konsep, proses, kreativitas, sikap atau tingkah laku dan aplikasi sesuai dengan yang dikemukakan oleh yager (1996:3-4).

2.3 Manajemen sistem pendidikan abad 21
Menurut Jennifer Nichols manajemen pendidikan abad 21 di kelompokkan  ke dalam 4 prinsip, yaitu:  (1) instruction should be student-centered; (2)education should be collaborative;  (3) learning should have context; dan (4) schools should be integrated with society.
Keempat prinsip pokok pembelajaran abad ke 21 yang digagas Jennifer Nichols tersebut dapat dijelaskan dan dikembangkan seperti berikut ini:

1.  Instruction should be student-centered
Pengembangan pembelajaran seyogyanya menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Siswa ditempatkan sebagai subyek pembelajaran yang secara aktif mengembangkan minat dan potensi yang dimilikinya. Siswa tidak lagi dituntut untuk mendengarkan dan menghafal materi pelajaran yang diberikan guru, tetapi berupaya mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, sesuai dengan kapasitas dan tingkat perkembangan berfikirnya, sambil diajak berkontribusi untuk memecahkan masalah-masalah nyata yang terjadi di masyarakat.
Pembelajaran berpusat pada siswa bukan berarti guru menyerahkan kontrol belajar kepada siswa sepenuhnya. Intervensi guru masih tetap diperlukan. Guru berperan sebagai fasilitator yang berupaya membantu mengaitkan pengetahuan awal (prior knowledge) yang telah dimiliki siswa dengan informasi baru yang akan dipelajarinya. Memberi kesempatan siswa untuk belajar sesuai dengan cara dan gaya belajarnya masing-masing dan mendorong siswa untuk bertanggung jawab atas proses belajar yang dilakukannya.  Selain itu, guru juga berperan sebagai pembimbing, yang berupaya membantu siswa ketika menemukan kesulitan dalam proses mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya.
2. Education should be collaborative
Siswa harus dibelajarkan untuk bisa berkolaborasi dengan orang lain. Berkolaborasi dengan orang-orang yang berbeda dalam latar budaya dan nilai-nilai yang dianutnya. Dalam menggali informasi dan membangun makna, siswa perlu didorong untuk bisa berkolaborasi dengan teman-teman di kelasnya. Dalam mengerjakan suatu proyek, siswa perlu dibelajarkan bagaimana menghargai kekuatan dan talenta setiap orang serta bagaimana mengambil peran dan menyesuaikan diri secara tepat dengan mereka.
Begitu juga, sekolah (termasuk di dalamnya guru) seyogyanya dapat bekerja sama dengan lembaga pendidikan (guru) lainnya di berbagai belahan dunia untuk saling berbagi informasi dan penglaman tentang praktik dan metode pembelajaran yang telah dikembangkannya. Kemudian, mereka bersedia melakukan perubahan metode pembelajarannya agar menjadi lebih baik.
3. Learning should have context
Pembelajaran tidak akan banyak berarti jika tidak memberi dampak terhadap kehidupan siswa di luar sekolah. Oleh karena itu, materi pelajaran perlu dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Guru mengembangkan metode pembelajaran yang memungkinkan siswa terhubung dengan dunia nyata (real word). Guru membantu siswa agar dapat menemukan nilai, makna dan keyakinan atas apa yang sedang dipelajarinya serta dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya. Guru melakukan penilaian kinerja siswa yang dikaitkan dengan dunia nyata.



4. Schools should be integrated with society
Dalam upaya mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang bertanggung jawab, sekolah seyogyanya dapat memfasilitasi siswa untuk terlibat dalam lingkungan sosialnya. Misalnya, mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat, dimana siswa dapat belajar mengambil peran dan melakukan aktivitas tertentu dalam lingkungan sosial. Siswa dapat dilibatkan dalam berbagai pengembangan program yang ada di masyarakat, seperti: program kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup, dan sebagainya. Selain itu, siswa perlu diajak pula mengunjungi panti-panti asuhan untuk melatih kepekaan empati dan kepedulian sosialnya.
Dengan kekuatan teknologi dan internet, siswa saat ini bisa berbuat lebih banyak lagi. Ruang gerak sosial siswa tidak lagi hanya di sekitar sekolah atau tempat tinggalnya, tapi dapat menjangkau lapisan masyarakat yang ada di berbagai belahan dunia. Pendidikan perlu membantu siswa menjadi warga digital yang bertanggung jawab
2.4 Bentuk Pembelajaran Digital Abad 21.
Dunia pendidikan secara dinamis akan selalu mengalami perubahan yang berimbas pada tuntutan perubahan pada pembelajaran dan sumber daya manusia yang terlibat didalamnya. Pembelajaran abad 21 sendiri identik dengan kemajuan teknologinya, dimana teknologi menjadi bagian yang integral dengan kehidupan pebelajar. Teknologi informasi dan komunikasi menjadi prioritas dalam daftar kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan untuk berhasil dalam pembelajaran abad 21 (21st Century Literacy Summit,2010).
Meskipun pembelajaran abad 21 membuat pendidikan nampak menuju arah yang sama, namun keahlian abad 21 bersifat kompleks dan bervariasi antar negara ataupun antar daerah, kecuali satu keahlian, literasi teknologi informasi dan komunikasi atau juga disebut literasi dijital. Mendukung literasi tersebut, dikenal pula softskills yang termasuk dalam dua kategori, cara berpikir dan cara bekerja. Cara berpikir meliputi kreativitas, berfikir kritis, dan pemecahan masalah. Cara bekerja meliputi kemampuan komunikasi dan kolaborasi. Kedua kategori softskills ini amat dipengaruhi oleh budaya lokal sehingga bersifat unik dan ditentukan oleh masyarakat setempat.



















BAB III
PENUTUP
3.1              Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu :
1.      Globalisasi telah mengubah berbagai aspek kehidupan termasuk diantaranya bidang pendidikan.
2.      Dalam menghadapi globalisasi pendidikan abad 21 maka terdapat banyak sekali perubahan paradigma dalam pembelajaran.
3.      Dalam menghadapi globalisasi abad 21 maka salah satu cara yang harus dilakukan adalah dengan meningkatkan mutu pendidikan diantaranya dengan menggunakan kurikulum 2013.
4.      Menurut Jennifer Nichols manajemen pendidikan abad 21 di kelompokkan  ke dalam 4 prinsip, yaitu:  (1) instruction should be student-centered; (2)education should be collaborative;  (3) learning should have context; dan (4) schools should be integrated with society.
5.      Dalam pembelajaran digital abad 21, guru dan siswa diharapkan mampu beritegrasi dengan dunia social sehingga media pembelajaran menjadi tidak terbatas dan informasi yang diterima dalam cakupan global dengan memanfaatkan fasilitas internet, computer, multimedia dan media lain penunjang terjadinya pembelajaran yang baik di dalam kelas.

3.2              Saran
Diharapkan kepada para pembaca khususnya peserta didik baik pelajar atau mahasiswa, para pendidik, para perancang pendidikan, serta pengembang program-program pendidikan agar menerapkan kiat-kiat dan cara menghadapi persaingan global sehingga mutu pendidikan bangsa kita menjadi lebih baik.




Daftar Pustaka

akhmadsudrajat.wordpress.com/2013/10/01/prinsip-pembelajaran-abad-ke-21/