Rabu, 26 Agustus 2015

E-Learning, Cybernetic Learning, Quantum Learning dan Creative Learning

MAKALAH  PSIKOLOGI PEMBELAJARAN
“E-LEARNING, CYBERNETIC LEARNING, QUANTUM LEARNING & CREATIVE LEARNING”
Dosen pengampu : 1. Prof. Dr. Hj. Emosda, M.Pd, Kons
 2. Dr. H. Martnis Yamin, M. Pd







OLEH 



NURMI ARI SEPRIHATIN










MAGISTER PENDIDIKAN IPA
UNIVERSITAS JAMBI
2015


KATA PENGANTAR

            Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah, kekuatan dan karunia yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul :
“E-Learning, Cybernetic Learning, Quantum Learning & Creative Learning”
Penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah psikologi pembelajaran yang diberikan oleh prof.Dr. Hj. Emosda, M. Pd, Kons dan Dr. H. Martinis Yamin, M. Pd .
Akhir kata, penulis menyadari akan kekurangan, keterbatasan serta kemampuan sehingga banyak terdapat kekurangan dalam makalah ini. Kritik dan saran pembaca sangat penulis harapkan untuk koreksi dan perbaikan di kemudian hari. Semoga makalah ini bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya .

                                                                                                Jambi, Agustus 2015


                                                                                                Penulis






                                                   



DAFTAR ISI
Halaman judul                        
Kata pengantar            ………………………………………………………            i
Daftar isi                     ………………………………………………………            ii

Bab I Pendahuluan
1.1  Latar belakang masalah     ………………………………………………            1
1.2  Rumusan masalah             ………………………………………………            1
1.3  Tujuan penulisan               ………………………………………………            1
1.4  Manfaat penulisan             ………………………………………………            2

Bab II Pembahasan
2.1 Teori belajar E-Learning   ……………………………………………….           3
2.2 Teori Sibernetik Learning   ……………………………………………...           6
2.3 Teori Belajar Quantum Learning   ………………………………………           10
2.4 Teori Belajar Creative Learning  ………………………………………..            15
Bab III  Penutup
1.1     Kesimpulan          ……………………………………………………….           16
1.2     Saran                    ……………………………………………………….           16
Daftar Pustaka             ……………………………………………………….           17






BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia memperoleh sebagaian besar dari kemampuannya melalui belajar. Belajar adalah suatu peristiwa yang terjadi didalam kondisi-kondisi tertentu yang dapat diamati, diubah dan dikontrol (Robert M. Gagne, 1977). Kemampuan manusia yang dikembangkan melalui belajar yaitu pertama; ketrampilan intelektual, informasi verbal, strategi kognitif, ketrampilan motorik, dan sikap.
Pendidik dituntut untuk menyediakan kondisi belajar untuk peserta didik untuk mencapai kemampuan-kemampuan tertentu yang harus dipelajari oleh subyek didik. Pencapaian hasil belajar seorang peserta didik sangat dipengaruhi oleh proses belajar, gaya belajar dan tori belajar. Ada banyak sekali toeri dan gaya belajar yang diungkapkan oleh para ahli, diantaranya toeri belajar siberneti, teori belajar quantum, toeri belajar E-learning, dan teori belajar creative. Berbagai macam teori belajarini tentunya mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing. Untuk itu dalam makalah ini penulis berusaha membahas tiap teori belajar tersebut, dengan harapan tulisan inidapat memberikan masukan untuk tiap teori belajar yang di pilih.

1.2              Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1.      Apakah yang dimaksud dengan teori belajar E- Learning?
2.      Apakah yang dimaksud dengan teori sibernetik learning?
3.      Apakah yang dimaksud dengan teori quantum learning?
4.      Apakah yang dimaksud dengan teori creative learning?
1.3              Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk menegetahui apa yang dimaksud dengan dengan teori belajar E- Learning.
2.      Untuk menegetahui apa yang dimaksud dengan dengan teori belajar sibernetik Learning
3.      Untuk menegetahui apa yang dimaksud dengan dengan teori belajar quantum Learning
4.      Untuk menegetahui apa yang dimaksud dengan dengan teori belajar creative Learning
1.4       Manfaat Penulisan
Berdasarkan paparan diatas maka manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah :
1.      Bagi masyarakat umum makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan untukmemberikan informasi tentang jenis-jenis teori belajar.
2.      Bagi pemerintahan, makalah ini dapat membantu dalam mensosialisasikan informasi tentang teori-teori belajar.
3.      Bagi mahasiswa khususnya calon pendidik, makalah ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam mempelajarai teori-teori belajar.




BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Teori Belajar E-Learning
1.      Pengertian E-Learning

E-learning adalah suatu sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar. Berikut beberapa pengertian E-learning dari berbagai sumber:
  1. Pembelajaran yang disusun dengan tujuan menggunakan sistem elektronik atau komputer sehingga mampu mendukung proses pembelajaran (Michael, 2013:27). 
  2. Proses pembelajaran jarak jauh dengan menggabungkan prinsip-prinsip dalam proses pembelajaran dengan teknologi (Chandrawati, 2010).
  3. Sistem pembelajaran yang digunakan sebagai sarana untuk proses belajar mengajar yang dilaksanakan tanpa harus bertatap muka secara langsung antara guru dengan siswa (Ardiansyah, 2013).

2.      Karakteristik E-Learning
Menurut Rosenberg (2001) karakteristik E-learning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing pembelajaran dan informasi.
Karakteristik E-learning menurut Nursalam (2008:135) adalah:
  1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik.
  2. Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan komputer networks)
  3. Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri (self learning materials) kemudian disimpan di komputer, sehingga dapat diakses oleh doesen dan mahasiswa kapan saja dan dimana saja.
  4. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar, dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.

3.      Manfaat E-Learning
Manfaat E-learning adalah:
  1. Fleksibel. E-learning memberi fleksibilitas dalam memilih waktu dan tempat untuk mengakses perjalanan.
  2. Belajar Mandiri. E-learning memberi kesempatan bagi pembelajar secara mandiri memegang kendali atas keberhasilan belajar.
  3. Efisiensi Biaya. E-learning memberi efisiensi biaya bagi administrasi penyelenggara, efisiensi penyediaan sarana dan fasilitas fisik untuk belajar dan efisiensi biaya bagi pembelajar adalah biaya transportasi dan akomodasi.
Manfaat E-learning menurut Pranoto, dkk (2009:309) adalah:
  1. Penggunaan E-learning untuk menunjang pelaksanaan  proses belajar dapat meningkatkan daya serap mahasiswa atas materi yang diajarkan.
  2. Meningkatkan partisipasi aktif dari mahasiswa.
  3. Meningkatkan partisipasi aktif dari mahasiswa.
  4. Meningkatkan kemampuan belajar mandiri mahasiswa.
  5. Meningkatkan kualitas materi pendidik dan pelatihan.
  6. Meningkatkan kemampuan menampilkan informasi dengan perangkat teknologi informasi, dimana dengan perangkat biasa sulit dilakukan.



4.      Kelebihan E-Learning
Kelebihan E-learning  ialah memberikan fleksibilitas, interaktivitas, kecepatan, visualisasi melalui berbagai kelebihan dari masing-masing media (Sujana, 2005 : 253 ). Menurut L. Tjokro (2009:187), E-learning memiliki banyak kelebihan yaitu :
  1. Lebih mudah diserap, artinya menggunakan fasilitas multimedia berupa gambar, teks, animasi, suara, video. 
  2. Jauh lebih efektif dalam biaya, artinya tidak perlu instruktur, tidak perlu minimum audiensi, bisa dimana saja, bisa kapan saja, murah untuk diperbanyak.
  3. Jauh lebih ringkas, artinya tidak banyak formalitas kelas, langsung pada pokok bahasan, mata pelajaran sesuai kebutuhan.
  4. Tersedia 24 jam/hari – 7 hari/minggu, artinya penguaasaan materi tergantung pada semangat dan daya serap siswa, bisa dimonitor, bisa diuji dengan e-test.

5.      Kekurangan E-Learning
Kekurangan E-learning menurut L. Gavrilova (2006:354) adalah pembelajaran dengan model E-learning membutuhkan peralatan tambahan yang lebih (seperti komputer, monitor, keyboard, dsb). Kekurangan E-learning yang diuraikan oleh Nursalam (2008:140) sebagai berikut :
  1. Kurangnya interaksi antara pengajar dan pelajar atau bahkan antar pelajar itu sendiri.
  2. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya membuat tumbuhnya aspek bisnis/komersial.
  3. Proses belajar mengajar cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan. 
  4. Berubahnya peran pengajar dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT (information, communication, dan technology).
  5. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet ( mungkin hal ini berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon, ataupun komputer).
  6. Kurangnya sumber daya manusia yang menguasai internet.
  7. Kurangnya penguasaan bahasa komputer.
  8. Akses pada komputer yang memadai dapat menjadi masalah tersendiri bagi peserta didik. 
  9. Peserta didik bisa frustasi jika mereka tidak bisa mengakses grafik, gambar, dan video karena peralatan yang tidak memadai.
  10. Tersedianya infrastruktur yang bisa dipenuhi.
  11. Informasi dapat bervariasi dalam kualitas dan akurasi sehingga penduan dan fitur pertanyaan diperlukan.
  12. Peserta didik dapat merasa terisolasi.

2.2  Teori Sibernetik Learning
1.         Teori Belajar Sibernetik
Teori belajar sibernetik adalah yang paling baru dari semua teori  belajar yang telah dikenal. Teori ini berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu informasi. Menurut teori ini, belajar adalah pengolahan informasi (Uno,2008:17). Teori ini memiliki kesamaan dengan teori kognitif yang mementingkan proses. Proses memang penting dalam teori sibernetik. Namun, yang lebih penting adalah sistem informasi yang diproses karena informasi akan menentukan proses.
Asumsi lain teori sibernetik adalah bahwa tidak ada satu proses belajar pun yang ideal untuk segala situasi yang cocok untuk semua siswa. Oleh karena itu, sebuah informasi akan dipelajari oleh siswa dengan satu macam proses belajar, dan informasi yang sama akan dipelajari siswa lain melalui proses belajar yang berbeda. Dalam bentuk lainnya yang lebih praktis, teori ini dikembangkan oleh landa (dalam pendekatan yang disebutalgoritmik dan heuristic), pask, dan scott (dengan pembagian siswa tipe menyeluruh atau wholist dan tipe serial atau serialist).

2.         Teori Pemrosesan Informasi
Dalam implimentasinya, teori belajar sibernetik telah dikembangkan oleh beberapa tokoh, diantaranya adalah pendekatan-pendekatan yang beroreintasi pada pemrosesan imformasi yang dikembangkan oleh Gagne dan Berline, Biehler, Snowman, Baine, Tennyson. Teori pemrosesan imformasi umumnya berpijak pada tiga asumsi berikut.
2.      Antara stimulus dan respons berpijak pada asumsi, yaitu pemrosesan imformasi ketika pada masing-masing tahapan dibutuhkan sejumlah waktu tertentu.
3.      Stimulus yang diproses melalui tahapan-tahapan tadi akan mengalami perubahan bentuk ataupun isinya.
4.      Salah satu tahapan yang mempunyai kapasitas yang terbatas.
Dari ketiga asumsi tersebut, dikembangkan teori tentang komponen,yaitu komponen struktur dan pengatur alur pemrosesanimformasi (proses control). Komponen-komponen pemrosesan imformasi dipilih berdasarkan perbedaan pungsi, kapasitas dan bentuk imformasi, serta proses terjadinya “ lupa “. Ketiga komponen tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Sensory Receptor ( SR )
Sensory Receptor merupakan sel tempat pertama kali informasi diterima dari luar. Di dalam SR informasi ditangkap dalam bentuk aslinya, bertahan dalam waktu singkat, dan informasi tadi mudah terganggu atau terganti.
2.      Working Memory ( WM )
Diasumsikan dapat menangkap informasi yang diberikan perhatian oelh individu. Karakteristik WM adalah memiliki kapasitas terbatas (informasi hanya mampu bertahan kurang lebih 15 detik tampa pengulangan) dan informasi dapat disandi dalam bentuk yang berbeda dari stimulus aslinya. Artinya, agar informasi dapat bertahan dalam WM, upayakan jumlah informasitidak melebihi kapasitas, disamping melakukan pengulangan.
3.      Long Term Memory ( LTM )
Dalam LTM diasumsikan bahwa :
a.       Berisi semua pengetahuan yang telah dimiliki individu.
b.      Mempunyai kapasitas tidak terbatas.
c.       Sekali informasi disimpan dalam LTM, ia tidak pernah terhapus atau hilang
d.      Persoalan lupa pada tahapan ini disebabkan oleh kesulitan atau kegagalan memunculkan kembali informasi yang diperlukan.

3.         Pendapat Para Pakar
1.      Teori belajar menurut Landa
Dalam teori ini Landa membedakan ada dua macam proses berpikir, yaitu:
a. Proses berpikir algoritmik
Yaitu proses berpikir yang sistematis, tahap demi tahap, linier, konvergen, lurus, menuju ke satu target tujuan tertentu.
b. Proses berpikir heuristik
Yaitu cara berpikir devergen yang menuju ke beberapa target tujuan sekaligus.
Menurut Landa proses belajar akan berjalan dengan baik jika materi pelajaran yang hendak dipelajari atau masalah yang hendak dipecahkan diketahui cirri-cirinya. Materi pelajaran tertentu akan lebih tepat disajikan dalam urutan yang teratur, sedangkan materi pelajaran lainnya akanlebih tepat bila disajikan dalam bentuk “terbuka” dan memberi kebebasan kepada siswa untuk berimajinasi dan berpikir.
2.      Teori belajar menurut Pask dan Scott
Menurut Pask dan Scott ada dua macam cara berpikir, yaitu:
a. Cara berpikir serialis
Cara berpikir ini hampir sama dengan cara berpikir algoritmik. Yaitu berpikir menggunakan cara setahap demi setahap atau linier.
b. Cara berpikir menyeluruh atau wholist
Cara berpikir yang cenderung melompat ke depan, langsung ke gambaran lengkap sebuah sistem informasi atau mempelajari sesuatu dari yang paling umum menuju ke hal yang lebih khusus.
Teori belajar pengolahan informasi termasuk teori kognitif yang mengemukakan bahwa belajar adalah proses internal yang tidak dapat diamati secara langsung dan merupakan perubahan kemampuan yang terikat pada situasi tertentu. Namun memori kerja manusia mempunyai kapasitas yang terbatas. Menurut Gagne, untuk mengurangi muatan memori kerja tersebut dapat diatur sesuai dengan:
a. Kapabilitas belajar
b. Peristiwa pembelajaran
c. Pengorganisasian atau urutan pembelajaran
Tahap sebernetik sebagai teori belajar sering kali dikritik karena lebih menekankan pada sistem informasi yang akan dipelajari, sementara itu bagaimana proses belajar berlangsung dalam diri individu sangat ditentukan oleh sistem informasi yang dipelajari. Teori ini memandang manusia sebagai pengolah informasi, pemikir, dan pencipta. Berdasarkan itu, maka diasumsikan bahwa manusia merupakan makhluk yang mampu mengolah, menyimpan, dan mengorganisasikan informasi.
4.         Keunggulan Dan Kelemahan Teori Sibernetik Dalam Kegiatan Pembelajaran.
1.      Ke unggulan
Berpijak pada teori pemrosesan informasi adalah sebagai berikut.
a.       Cara berpikir yang berorientasi pada proses yang lebih menonjol.
b.      Penyajian pengetahuan memenuhi aspek ekonomis.
c.       Kapasitas belajar dapat disajikan lebih lengkap.
d.      Adanya ketearahan seluruh kegiatan kepada tujuan yang ingin dicapai.
e.       Adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya.
f.       Control belajar memungkinkanbelajar sesuai dengan irama masing-masing individu.
g.      Balingan informative memberikan rambu-rambu yang jelas tentang tingkat unjuk kerja yang telah dicapai dibandingkan dengan unjuk kerja yang diharapkan.
2.      Kelemahan
Teori aliran ini di kritik karena tidak secara langsung  membahas proses belajar sehingga menyulitkan dalam penerapan. Ulasan teori ini cendrung kedunia psikologi dan informasi dengan mencoba melihat mekanisme kerja otak. Karena pengetahuan dan pemahaman akan mekanisme ini sangat terbatas, terbatas pula kemampuan untuk menerapkan teori ini.

5.         Aplikasi Teori Belajar Sibernetik.
Aplikasi teori belajar sibernetik dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana yang dikemukakan oleh suciati dan prasetya irwan dapat diterapkan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a.       Menentukan  tujuan-tujuan pembelajaran.
b.      Menentukan materi pembelajaran.
c.       Mengkaji sistem informasi yang terkandung dalam materi pembelajaran.
d.      Menentukan pendekatan belajar yang sesuai dengan sistem informasi tersebut (apakah algoritmik atau heuristic).
e.       Menyusun materi pelajaran dalam urutan yang sesuai dengan sistem informasinya.
f.       Menyajikan dan membimbing siswa belajar dengan pola yang sesuai dengan urutan materi pelajaran (dalam http://karom-kingsoka.blogspot.com/2010/01/teori-belajar-sibernetik-dan.html).

2.3  Teori belajar quantum learning
1.         Pengertian Quantum Learning
Quantum Learning ialah kiat,petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Quantum learning berakar dari upaya Georgi lozanov, pendidik berkebangsaan Bulgaria. Ia melakukan eksperimen yang disebutnya suggestology (suggestopedia). Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar.
2.         Pengertian Quantum Teaching
Quantum teaching adalah pengubahan belajar meriah, dengan segala nuansanya. Quantum teaching juga menyertakan segala kaitan, interaksi, dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Quantum teaching berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas-interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar.
3.         Asas Utama Quantum Teaching
Quantum teaching bersandar pada konsep “bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”. Inilah azas utama atau alasan dasar dibalik segala strategi, model dan keyakinan quantum teaching.
4.         Prinsip-prinsip Quantum Teaching
Menurut Bobbi DePotter, quantum teaching memiliki lima prinsip atau kebenaran tetap. Perinsip-perinsip tersebut adalah sebagai berikut.
a.       Segalanya bicara. Segala tingkah laku yang dilakukan oleh guru merupakan salah satu cara untuk berinteraksi dengan siswa sehingga siswa dapat “menangkap”yang diajarkan guru dengan tepat.
b.      Segalanya bertujuan. Semua aktivitas yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar memiliki tujuan.
c.       Pengalaman sebelum pemberian nama. Guru dalam memberikan materi pengajaran disesuaikan dengan pengalaman yang pernah dialami oleh siswa sehingga akan dengan mudah siswa memahami materi yang diajarkan.
d.      Akui setiap usaha.guru harus dapat mengakui bahwa setiap usaha siswa dalam menagkap materi yang diberikan dengan memberikan pengakuan atas segala kecakapan dan kepercayaan diri mereka.
e.       Jika layak dipelajari maka layak pula dirayakan. Guru dapat memberikan pujian kepada siswa atas prestasi yang mereka proleh sehingga akan mendorong untuk tetap dalam keadaan prima.
Kelima prinsip di atas merupakan prinsip yang sedapat mungkin diterapkan oleh pendidik dalam hal ini adalah guru agar tercipta suasana belajar mengajar yang menyenangkan bagi siswa.
5.         Kerangka pembelajaran Quantum Teaching
Menurut Bobbi Depotter, kerangka rancangan belajar quantum teaching dikenal dengan sebutan “tandur” yaitu tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi dan rayakan.
a.       Tumbuhkan.
Guru harus mampu menumbuhkan minat belajar kepada siswa dan dalam hal ini guru harus mampu menumbuhkan minat belajar kepada siswa agar kemampuan siswa dapat meningkat.
b.      Alami
Dalam penyampaian materi pembelajaran, guru harus memberikan contoh yang mudah dimengerti dan dipahami siswa.
c.       Namai
Penyampaian materi yang jelas dan lugas akan sangat membantu siswa dalam memahami dan mengerti pelajaran yang diberikan. Untuk mewujudkan hal tersebut, guru dalam menyampaikan materi harus menggunakan kata dan kalimat yang benar dan mudah dimengerti oleh siswa yang akan mudah untuk menerima materi pelajaran dengan baik.
d.      Demostrasikan
Dalam menyampaikan materi, guru dapat menggunakan media atau alat peraga dengan maksud supaya siswa dapat dengan mudah memahami dan mengerti materi pelajaran yang diberikan.
e.       Ulangi
Guru dapat memberikan ringkasan atau rangkuman materi pelajaran kepada siswa supaya siswa dapat dengan mudah mengingat materi pelajaran yang diberikan.
f.       Rayakan
Rayakan maksudnya guru dapat memberikan penghargaan atau pujiankepada siswa atas segala usaha dan kerja keras mereka dalam menyelesaikan tugas yang diberikan sehingga siswa merasa diakui setiap usahanya.
6.         Aspek pembelajaran Quantum Teaching
Menurut Bobbi DePotter, kelas dapat menjadi “rumah” bagi siswa tidak hanya terbuka bagi umpan balik, tetapi juga mencarinya. Tempat siswa belajar dan mendukung orang lain, tempat siswa mengalami kegembiraan dan kepuasan, member dan menerima, belajar dan tumbuh. Beberapa konteks dalam menata kelas adalah sebagai berikut :
a.       Suasana kelas yang berisi interaksi guru dan siswa yang penuh dengan kegembiraan yang akan membawa kegembiraan pula dalam belajar.
b.      Landasan yang berupa kerangka kerja yang akan member guru dan siswa sebuah pedoman bekerja dalam komunitas belajar.
c.       Lingkungan, yaitu bagaimana guru menciptakan lingkungan belajar yang nyaman yang dapat mendukung proses belajar.
d.      Rancangan adalah unsure-unsur penting yang dapat menumbuhkan minat siswa dalam menerima materi pelajaran.
7.         Srategi pembelajaran Quantum Teaching
Menurut Bobbi DePetter, terdapat enam strategi atau cara mengajar quantum teaching yaitu sebagai berikut :
1.      Kekuatan-terpendam niat
Guru harus selalu memandang siswa sebagai siswa yang hebat, top dan pandai sehingga guru akan dapat dengan mudah memahami siswa. Materi pelajaran yang diberikan pundapat dengan mudah dipahami siswa.
2.      Jalinan rasa simpati dan saling pengertian.
Guru harus membangun hubungan yang baik dengan siswa, menjalin rasa simpati dan saling pengertian karena hubungan ini yang akan membuat guru memahami, mengerti, dan mengetahui mereka sehingga akan memudahkan guru dalam pengelolaan kelas dan meningkatkan kegembiraan.
3.      Keriangan dan ketakjuban.
Guru menciptakan suatu kegembiraan dalam mengajar sehingga kegiatan belajar mengajar lebih menyenangkan. Kegembiraan akan membuat siswa lebih mudah dalam menangkap materi pelajaran yang diberikan. Memasukkan ketakjuban dan penjelajahan ke dalam belajar akan kembali membebaskan siswa, menambah arti lebih pada belajar jika belajar diawali dan dicari melalui ketakjuban, penjelajahan dan pertanyaan.
4.      Pengambilan resiko.
Pengambilan resiko dalam belajar akan membangkitkan kesukaan bertualang alami kepada siswa dan akan menambah pengalaman mereka. Pengambilan resiko juga dapat membawa siswa untuk berani keluar dari zona nyaman mereka sehingga mereka bisa lebih bebas dalam berekspresi dan berpendapat.
5.      Rasa saling memiliki.
Semua siswa ingin merasa saling memiliki. Dengan membangun rasa saling memiliki, akan mempercepat proses pengajaran dan meningkatkan rasa tanggung jawab siswa.
6.      Keteladanan.
Guru harus dapat member teladan kepada siswa karena semakin guru memberi teladan, siswa akan semakin tertarik dan mulai mencontohnya karena mereka merasa ada kecocokan antara keyakinan, perkataan dan perbuatan.




2.4  Teori belajar creative learning
Menurut Sudirman (2012:1), Pembelajaran kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan guru dapat memotivasi dan memunculkan kreatifitas peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan beberapa metode dan strategi yang variatif, misalnya kerja kelompok, pemecahan masalah dan sebagainya.
Pembelajaran kreatif mengharuskan guru untuk mampu merangsang peserta didik memunculkan kreatifitas, baik dalam konteks kreatif berfikir maupun dalam konteks kreatif melakukan sesuatu. Kreatif dalam berfikir merupakan kemampuan imajinatif namun rasional. Berfikir kreatif selalu berawal dari berfikir kritis yakni menemukan dan melahirkan sesuatu yang sebelumnya tidak ada atau memperbaiki sesuatu yang sebelumnya tidak baik. Tak seorangpun akan mengingkari bahwa kemampuan dan ciri-ciri kepribadian sampai tingkat tertentu dipengaruhi oleh oleg faktor lingkungan seperti keluwarga dan sekolah. Kedua lingkungan pendidikan ini dapat berfungsi sebagai pendorong (press) dalam pengembangan kreatifitas anak






BAB III
PENUTUP
3.1           Kesimpulan
Manusia memperoleh sebagaian besar dari kemampuannya melalui belajar. Belajar adalah suatu peristiwa yang terjadi didalam kondisi-kondisi tertentu yang dapat diamati, diubah dan dikontrol (Robert M. Gagne, 1977). Kemampuan manusia yang dikembangkan melalui belajar yaitu pertama; ketrampilan intelektual, informasi verbal, strategi kognitif, ketrampilan motorik, dan sikap.
Pendidik dituntut untuk menyediakan kondisi belajar untuk peserta didik untuk mencapai kemampuan-kemampuan tertentu yang harus dipelajari oleh subyek didik. Pencapaian hasil belajar seorang peserta didik sangat dipengaruhi oleh proses belajar, gaya belajar dan tori belajar. Ada banyak sekali toeri dan gaya belajar yang diungkapkan oleh para ahli, diantaranya toeri belajar siberneti, teori belajar quantum, toeri belajar E-learning, dan teori belajar creative. Berbagai macam teori belajarini tentunya mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing. Untuk itu dalam makalah ini penulis berusaha membahas tiap teori belajar tersebut, dengan harapan tulisan inidapat memberikan masukan untuk tiap teori belajar yang di pilih.

3.2           Saran
Diharapkan kepada para pembaca khususnya peserta didik baik pelajar maupun mahasiswa, pendidik, para perancang pendidikan, serta pengembang program-program pendidikan agar mengetahui teori pembelajarn dan dapat memahami  bentuk-bentuk pembelajaran dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.









Daftar Pustaka
·                     Allen, Michael. 2013. Michael Allen’s Guide to E-learning. Canada : John Wiley & Sons.
·                     Ardiansyah, Ivan. 2013. Eksplorasi Pola Komunikasi dalam Diskusi Menggunakan Moddle pada Perkuliahan Simulasi Pembelajaran Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung-Indonesia.
·                     Chandrawati, Sri Rahayu. 2010. Pemanfaatan E-learning dalam Pembelajaran. No 2 Vol. 8. http://jurnal.untan.ac.id/
·                     L. Tjokro, Sutanto. 2009. Presentasi yang Mencekam. Jakarta: Elex Media Komputindo.
·                     L. Gavrilova, Marina. 2006. Computational Science and Its Applications - ICCSA 2006: 6th International Conference. Glasgow, UK: Springer.
·                     Nursalam dan Ferry Efendi. 2008. Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
·                     Pranoto, Alvini.dkk. 2009. Sains dan Teknologi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
·                     Riadi Muhsin, 2014 http://www.kajianpustaka.com/2014/06/pengertian-karaktiristik-dan-manfaat-elearning.html
·                     Sujana, Janti Gristinawati dan Yuyu Yulia. 2005. Perkembangan Perpustakaan di Indonesia.  Bogor: IPB Press.
·                     Thobrani dan mustofa. 2011. Belajar dan pembelajaran. Jogjakarta: Ar-ruzz media.

1 komentar:

  1. 888 Casino Las Vegas - Mapyro
    Find 888 제천 출장안마 Casino Las Vegas, 파주 출장샵 NV, United States, reviews and more. 888 Casino Las 속초 출장안마 Vegas. Map and Directions. Map 안성 출장샵 of the Casino Las 의왕 출장샵 Vegas.

    BalasHapus