MAKALAH PSIKOLOGI PEMBELAJARAN
“E-LEARNING,
CYBERNETIC LEARNING, QUANTUM LEARNING & CREATIVE LEARNING”
Dosen
pengampu : 1. Prof. Dr. Hj. Emosda, M.Pd, Kons
2. Dr. H. Martnis Yamin, M. Pd
OLEH
NURMI ARI SEPRIHATIN
MAGISTER
PENDIDIKAN IPA
UNIVERSITAS
JAMBI
2015
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah,
puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah,
kekuatan dan karunia yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul :
“E-Learning,
Cybernetic Learning, Quantum Learning & Creative Learning”
Penulisan makalah ini
untuk memenuhi tugas mata kuliah psikologi pembelajaran yang diberikan oleh
prof.Dr. Hj. Emosda, M. Pd, Kons dan Dr. H. Martinis Yamin, M. Pd .
Akhir kata, penulis
menyadari akan kekurangan, keterbatasan serta kemampuan sehingga banyak
terdapat kekurangan dalam makalah ini. Kritik dan saran pembaca sangat penulis
harapkan untuk koreksi dan perbaikan di kemudian hari. Semoga makalah ini bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya .
Jambi,
Agustus 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman
judul
Kata
pengantar ……………………………………………………… i
Daftar
isi ……………………………………………………… ii
Bab
I Pendahuluan
1.1 Latar
belakang masalah ……………………………………………… 1
1.2 Rumusan
masalah ……………………………………………… 1
1.3 Tujuan
penulisan ……………………………………………… 1
1.4 Manfaat
penulisan ……………………………………………… 2
Bab
II Pembahasan
2.1
Teori belajar E-Learning ………………………………………………. 3
2.2
Teori Sibernetik Learning ……………………………………………... 6
2.3
Teori Belajar Quantum Learning
……………………………………… 10
2.4
Teori Belajar Creative Learning
……………………………………….. 15
Bab
III Penutup
1.1 Kesimpulan
………………………………………………………. 16
1.2 Saran
………………………………………………………. 16
Daftar
Pustaka ………………………………………………………. 17
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Manusia memperoleh
sebagaian besar dari kemampuannya melalui belajar. Belajar adalah suatu
peristiwa yang terjadi didalam kondisi-kondisi tertentu yang dapat diamati,
diubah dan dikontrol (Robert M. Gagne, 1977). Kemampuan manusia yang
dikembangkan melalui belajar yaitu pertama; ketrampilan intelektual, informasi
verbal, strategi kognitif, ketrampilan motorik, dan sikap.
Pendidik dituntut untuk
menyediakan kondisi belajar untuk peserta didik untuk mencapai
kemampuan-kemampuan tertentu yang harus dipelajari oleh subyek didik. Pencapaian
hasil belajar seorang peserta didik sangat dipengaruhi oleh proses belajar,
gaya belajar dan tori belajar. Ada banyak sekali toeri dan gaya belajar yang
diungkapkan oleh para ahli, diantaranya toeri belajar siberneti, teori belajar
quantum, toeri belajar E-learning, dan teori belajar creative. Berbagai macam
teori belajarini tentunya mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing.
Untuk itu dalam makalah ini penulis berusaha membahas tiap teori belajar
tersebut, dengan harapan tulisan inidapat memberikan masukan untuk tiap teori
belajar yang di pilih.
1.2
Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apakah
yang dimaksud dengan teori belajar E- Learning?
2. Apakah
yang dimaksud dengan teori sibernetik learning?
3. Apakah
yang dimaksud dengan teori quantum learning?
4. Apakah
yang dimaksud dengan teori creative learning?
1.3
Tujuan
Penulisan
Adapun
tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk
menegetahui apa yang dimaksud dengan dengan teori belajar E- Learning.
2. Untuk
menegetahui apa yang dimaksud dengan dengan teori belajar sibernetik Learning
3. Untuk
menegetahui apa yang dimaksud dengan dengan teori belajar quantum Learning
4. Untuk
menegetahui apa yang dimaksud dengan dengan teori belajar creative Learning
1.4 Manfaat Penulisan
Berdasarkan paparan
diatas maka manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Bagi
masyarakat umum makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan
untukmemberikan informasi tentang jenis-jenis teori belajar.
2. Bagi
pemerintahan, makalah ini dapat membantu dalam mensosialisasikan informasi
tentang teori-teori belajar.
3. Bagi
mahasiswa khususnya calon pendidik, makalah ini dapat dijadikan sebagai
referensi dalam mempelajarai teori-teori belajar.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Teori Belajar E-Learning
1. Pengertian E-Learning
E-learning adalah suatu
sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam
proses belajar mengajar. Berikut beberapa pengertian E-learning dari berbagai
sumber:
- Pembelajaran yang disusun
dengan tujuan menggunakan sistem elektronik atau komputer sehingga mampu
mendukung proses pembelajaran (Michael, 2013:27).
- Proses pembelajaran jarak jauh
dengan menggabungkan prinsip-prinsip dalam proses pembelajaran dengan
teknologi (Chandrawati, 2010).
- Sistem pembelajaran yang
digunakan sebagai sarana untuk proses belajar mengajar yang dilaksanakan
tanpa harus bertatap muka secara langsung antara guru dengan siswa
(Ardiansyah, 2013).
2. Karakteristik E-Learning
Menurut Rosenberg (2001)
karakteristik E-learning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki
secara cepat, menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing
pembelajaran dan informasi.
Karakteristik E-learning menurut Nursalam (2008:135) adalah:
Karakteristik E-learning menurut Nursalam (2008:135) adalah:
- Memanfaatkan jasa teknologi
elektronik.
- Memanfaatkan keunggulan
komputer (digital media dan komputer networks)
- Menggunakan bahan ajar yang
bersifat mandiri (self learning materials) kemudian disimpan di komputer,
sehingga dapat diakses oleh doesen dan mahasiswa kapan saja dan dimana
saja.
- Memanfaatkan jadwal
pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar, dan hal-hal yang
berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di
komputer.
3. Manfaat E-Learning
Manfaat
E-learning adalah:
- Fleksibel. E-learning memberi
fleksibilitas dalam memilih waktu dan tempat untuk mengakses perjalanan.
- Belajar Mandiri. E-learning
memberi kesempatan bagi pembelajar secara mandiri memegang kendali atas
keberhasilan belajar.
- Efisiensi Biaya. E-learning
memberi efisiensi biaya bagi administrasi penyelenggara, efisiensi
penyediaan sarana dan fasilitas fisik untuk belajar dan efisiensi biaya
bagi pembelajar adalah biaya transportasi dan akomodasi.
Manfaat E-learning menurut
Pranoto, dkk (2009:309) adalah:
- Penggunaan E-learning untuk
menunjang pelaksanaan proses belajar dapat meningkatkan daya serap
mahasiswa atas materi yang diajarkan.
- Meningkatkan partisipasi aktif
dari mahasiswa.
- Meningkatkan partisipasi aktif
dari mahasiswa.
- Meningkatkan kemampuan belajar
mandiri mahasiswa.
- Meningkatkan kualitas materi
pendidik dan pelatihan.
- Meningkatkan kemampuan
menampilkan informasi dengan perangkat teknologi informasi, dimana dengan
perangkat biasa sulit dilakukan.
4.
Kelebihan
E-Learning
Kelebihan E-learning
ialah memberikan fleksibilitas, interaktivitas, kecepatan, visualisasi
melalui berbagai kelebihan dari masing-masing media (Sujana, 2005 : 253 ). Menurut
L. Tjokro (2009:187), E-learning memiliki banyak kelebihan yaitu :
- Lebih mudah diserap, artinya
menggunakan fasilitas multimedia berupa gambar, teks, animasi, suara,
video.
- Jauh lebih efektif dalam biaya,
artinya tidak perlu instruktur, tidak perlu minimum audiensi, bisa dimana
saja, bisa kapan saja, murah untuk diperbanyak.
- Jauh lebih ringkas, artinya
tidak banyak formalitas kelas, langsung pada pokok bahasan, mata pelajaran
sesuai kebutuhan.
- Tersedia 24 jam/hari – 7
hari/minggu, artinya penguaasaan materi tergantung pada semangat dan daya
serap siswa, bisa dimonitor, bisa diuji dengan e-test.
5.
Kekurangan
E-Learning
Kekurangan E-learning menurut
L. Gavrilova (2006:354) adalah pembelajaran dengan model E-learning membutuhkan
peralatan tambahan yang lebih (seperti komputer, monitor, keyboard, dsb).
Kekurangan E-learning yang diuraikan oleh Nursalam (2008:140) sebagai berikut :
- Kurangnya interaksi antara
pengajar dan pelajar atau bahkan antar pelajar itu sendiri.
- Kecenderungan mengabaikan aspek
akademik atau aspek sosial dan sebaliknya membuat tumbuhnya aspek
bisnis/komersial.
- Proses belajar mengajar
cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan.
- Berubahnya peran pengajar dari
yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut
mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT (information,
communication, dan technology).
- Tidak semua tempat tersedia
fasilitas internet ( mungkin hal ini berkaitan dengan masalah tersedianya
listrik, telepon, ataupun komputer).
- Kurangnya sumber daya manusia
yang menguasai internet.
- Kurangnya penguasaan bahasa
komputer.
- Akses pada komputer yang
memadai dapat menjadi masalah tersendiri bagi peserta didik.
- Peserta didik bisa frustasi
jika mereka tidak bisa mengakses grafik, gambar, dan video karena peralatan
yang tidak memadai.
- Tersedianya infrastruktur yang
bisa dipenuhi.
- Informasi dapat bervariasi
dalam kualitas dan akurasi sehingga penduan dan fitur pertanyaan
diperlukan.
- Peserta didik dapat merasa
terisolasi.
2.2 Teori Sibernetik Learning
1.
Teori
Belajar Sibernetik
Teori belajar
sibernetik adalah yang paling baru dari semua teori belajar yang telah dikenal. Teori ini
berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu informasi. Menurut teori ini,
belajar adalah pengolahan informasi (Uno,2008:17). Teori ini memiliki kesamaan
dengan teori kognitif yang mementingkan proses. Proses memang penting dalam
teori sibernetik. Namun, yang lebih penting adalah sistem informasi yang
diproses karena informasi akan menentukan proses.
Asumsi lain teori
sibernetik adalah bahwa tidak ada satu proses belajar pun yang ideal untuk
segala situasi yang cocok untuk semua siswa. Oleh karena itu, sebuah informasi
akan dipelajari oleh siswa dengan satu macam proses belajar, dan informasi yang
sama akan dipelajari siswa lain melalui proses belajar yang berbeda. Dalam
bentuk lainnya yang lebih praktis, teori ini dikembangkan oleh landa (dalam
pendekatan yang disebutalgoritmik dan heuristic), pask, dan scott (dengan
pembagian siswa tipe menyeluruh atau wholist dan tipe serial atau serialist).
2.
Teori
Pemrosesan Informasi
Dalam implimentasinya,
teori belajar sibernetik telah dikembangkan oleh beberapa tokoh, diantaranya
adalah pendekatan-pendekatan yang beroreintasi pada pemrosesan imformasi yang
dikembangkan oleh Gagne dan Berline, Biehler, Snowman, Baine, Tennyson. Teori
pemrosesan imformasi umumnya berpijak pada tiga asumsi berikut.
2. Antara
stimulus dan respons berpijak pada asumsi, yaitu pemrosesan imformasi ketika
pada masing-masing tahapan dibutuhkan sejumlah waktu tertentu.
3. Stimulus
yang diproses melalui tahapan-tahapan tadi akan mengalami perubahan bentuk
ataupun isinya.
4. Salah
satu tahapan yang mempunyai kapasitas yang terbatas.
Dari
ketiga asumsi tersebut, dikembangkan teori tentang komponen,yaitu komponen
struktur dan pengatur alur pemrosesanimformasi (proses control).
Komponen-komponen pemrosesan imformasi dipilih berdasarkan perbedaan pungsi,
kapasitas dan bentuk imformasi, serta proses terjadinya “ lupa “. Ketiga
komponen tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Sensory
Receptor ( SR )
Sensory Receptor
merupakan sel tempat pertama kali informasi diterima dari luar. Di dalam SR
informasi ditangkap dalam bentuk aslinya, bertahan dalam waktu singkat, dan
informasi tadi mudah terganggu atau terganti.
2.
Working
Memory ( WM )
Diasumsikan dapat menangkap
informasi yang diberikan perhatian oelh individu. Karakteristik WM adalah memiliki kapasitas terbatas
(informasi hanya mampu bertahan kurang lebih 15 detik tampa pengulangan) dan
informasi dapat disandi dalam bentuk yang berbeda dari stimulus aslinya.
Artinya, agar informasi dapat bertahan dalam WM, upayakan jumlah informasitidak melebihi kapasitas, disamping
melakukan pengulangan.
3.
Long
Term Memory ( LTM )
Dalam LTM
diasumsikan bahwa :
a. Berisi
semua pengetahuan yang telah dimiliki individu.
b. Mempunyai
kapasitas tidak terbatas.
c. Sekali
informasi disimpan dalam LTM, ia tidak pernah terhapus atau hilang
d. Persoalan
lupa pada tahapan ini disebabkan oleh kesulitan atau kegagalan memunculkan
kembali informasi yang diperlukan.
3.
Pendapat
Para Pakar
1.
Teori belajar menurut Landa
Dalam teori ini Landa
membedakan ada dua macam proses berpikir, yaitu:
a.
Proses berpikir algoritmik
Yaitu
proses berpikir yang sistematis, tahap demi tahap, linier, konvergen, lurus,
menuju ke satu target tujuan tertentu.
b.
Proses berpikir heuristik
Yaitu cara berpikir devergen yang menuju ke beberapa
target tujuan sekaligus.
Menurut
Landa proses belajar akan berjalan dengan baik jika materi pelajaran yang
hendak dipelajari atau masalah yang hendak dipecahkan diketahui cirri-cirinya.
Materi pelajaran tertentu akan lebih tepat disajikan dalam urutan yang teratur,
sedangkan materi pelajaran lainnya akanlebih tepat bila disajikan dalam bentuk
“terbuka” dan memberi kebebasan kepada siswa untuk berimajinasi dan berpikir.
2.
Teori belajar menurut Pask dan Scott
Menurut Pask dan Scott
ada dua macam cara berpikir, yaitu:
a.
Cara berpikir serialis
Cara
berpikir ini hampir sama dengan cara berpikir algoritmik. Yaitu berpikir
menggunakan cara setahap demi setahap atau linier.
b.
Cara berpikir menyeluruh atau wholist
Cara
berpikir yang cenderung melompat ke depan, langsung ke gambaran lengkap sebuah
sistem informasi atau mempelajari sesuatu dari yang paling umum menuju ke hal
yang lebih khusus.
Teori
belajar pengolahan informasi termasuk teori kognitif yang mengemukakan bahwa
belajar adalah proses internal yang tidak dapat diamati secara langsung dan
merupakan perubahan kemampuan yang terikat pada situasi tertentu. Namun memori
kerja manusia mempunyai kapasitas yang terbatas. Menurut Gagne, untuk
mengurangi muatan memori kerja tersebut dapat diatur sesuai dengan:
a.
Kapabilitas belajar
b.
Peristiwa pembelajaran
c.
Pengorganisasian atau urutan pembelajaran
Tahap
sebernetik sebagai teori belajar sering kali dikritik karena lebih menekankan
pada sistem informasi yang akan dipelajari, sementara itu bagaimana proses
belajar berlangsung dalam diri individu sangat ditentukan oleh sistem informasi
yang dipelajari. Teori ini memandang manusia sebagai pengolah informasi,
pemikir, dan pencipta. Berdasarkan itu, maka diasumsikan bahwa manusia
merupakan makhluk yang mampu mengolah, menyimpan, dan mengorganisasikan
informasi.
4.
Keunggulan
Dan Kelemahan Teori Sibernetik Dalam Kegiatan Pembelajaran.
1.
Ke unggulan
Berpijak
pada teori pemrosesan informasi adalah sebagai berikut.
a. Cara
berpikir yang berorientasi pada proses yang lebih menonjol.
b. Penyajian
pengetahuan memenuhi aspek ekonomis.
c. Kapasitas
belajar dapat disajikan lebih lengkap.
d. Adanya
ketearahan seluruh kegiatan kepada tujuan yang ingin dicapai.
e. Adanya
transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya.
f. Control
belajar memungkinkanbelajar sesuai dengan irama masing-masing individu.
g. Balingan
informative memberikan rambu-rambu yang jelas tentang tingkat unjuk kerja yang
telah dicapai dibandingkan dengan unjuk kerja yang diharapkan.
2. Kelemahan
Teori
aliran ini di kritik karena tidak secara langsung membahas proses belajar sehingga menyulitkan
dalam penerapan. Ulasan teori ini cendrung kedunia psikologi dan informasi
dengan mencoba melihat mekanisme kerja otak. Karena pengetahuan dan pemahaman
akan mekanisme ini sangat terbatas, terbatas pula kemampuan untuk menerapkan
teori ini.
5.
Aplikasi
Teori Belajar Sibernetik.
Aplikasi teori belajar sibernetik
dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana yang dikemukakan oleh suciati dan
prasetya irwan dapat diterapkan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran.
b. Menentukan
materi pembelajaran.
c. Mengkaji
sistem informasi yang terkandung dalam materi pembelajaran.
d. Menentukan
pendekatan belajar yang sesuai dengan sistem informasi tersebut (apakah
algoritmik atau heuristic).
e. Menyusun
materi pelajaran dalam urutan yang sesuai dengan sistem informasinya.
f. Menyajikan
dan membimbing siswa belajar dengan pola yang sesuai dengan urutan materi
pelajaran (dalam
http://karom-kingsoka.blogspot.com/2010/01/teori-belajar-sibernetik-dan.html).
2.3 Teori belajar quantum learning
1.
Pengertian
Quantum Learning
Quantum Learning
ialah kiat,petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat
mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu
proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Quantum learning berakar dari upaya
Georgi lozanov, pendidik berkebangsaan Bulgaria. Ia melakukan eksperimen yang
disebutnya suggestology (suggestopedia). Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat
dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar.
2.
Pengertian
Quantum Teaching
Quantum teaching
adalah pengubahan belajar meriah, dengan segala nuansanya. Quantum teaching
juga menyertakan segala kaitan, interaksi, dan perbedaan yang memaksimalkan
momen belajar. Quantum teaching berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan
kelas-interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar.
3.
Asas
Utama Quantum Teaching
Quantum teaching
bersandar pada konsep “bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia
kita ke dunia mereka”. Inilah azas utama atau alasan dasar dibalik segala
strategi, model dan keyakinan quantum teaching.
4.
Prinsip-prinsip
Quantum Teaching
Menurut Bobbi DePotter, quantum
teaching memiliki lima prinsip atau kebenaran tetap. Perinsip-perinsip tersebut
adalah sebagai berikut.
a. Segalanya
bicara. Segala tingkah laku yang dilakukan oleh guru merupakan salah satu cara
untuk berinteraksi dengan siswa sehingga siswa dapat “menangkap”yang diajarkan
guru dengan tepat.
b. Segalanya
bertujuan. Semua aktivitas yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar
mengajar memiliki tujuan.
c. Pengalaman
sebelum pemberian nama. Guru dalam memberikan materi pengajaran disesuaikan
dengan pengalaman yang pernah dialami oleh siswa sehingga akan dengan mudah
siswa memahami materi yang diajarkan.
d. Akui
setiap usaha.guru harus dapat mengakui bahwa setiap usaha siswa dalam menagkap
materi yang diberikan dengan memberikan pengakuan atas segala kecakapan dan
kepercayaan diri mereka.
e. Jika
layak dipelajari maka layak pula dirayakan. Guru dapat memberikan pujian kepada
siswa atas prestasi yang mereka proleh sehingga akan mendorong untuk tetap
dalam keadaan prima.
Kelima prinsip
di atas merupakan prinsip yang sedapat mungkin diterapkan oleh pendidik dalam
hal ini adalah guru agar tercipta suasana belajar mengajar yang menyenangkan
bagi siswa.
5.
Kerangka
pembelajaran Quantum Teaching
Menurut Bobbi Depotter, kerangka rancangan belajar
quantum teaching dikenal dengan sebutan “tandur” yaitu tumbuhkan, alami, namai,
demonstrasikan, ulangi dan rayakan.
a. Tumbuhkan.
Guru harus mampu menumbuhkan minat belajar kepada
siswa dan dalam hal ini guru harus mampu menumbuhkan minat belajar kepada siswa
agar kemampuan siswa dapat meningkat.
b. Alami
Dalam penyampaian materi
pembelajaran, guru harus memberikan contoh yang mudah dimengerti dan dipahami
siswa.
c. Namai
Penyampaian materi yang jelas dan
lugas akan sangat membantu siswa dalam memahami dan mengerti pelajaran yang
diberikan. Untuk mewujudkan hal tersebut, guru dalam menyampaikan materi harus
menggunakan kata dan kalimat yang benar dan mudah dimengerti oleh siswa yang
akan mudah untuk menerima materi pelajaran dengan baik.
d. Demostrasikan
Dalam menyampaikan materi, guru
dapat menggunakan media atau alat peraga dengan maksud supaya siswa dapat
dengan mudah memahami dan mengerti materi pelajaran yang diberikan.
e. Ulangi
Guru dapat memberikan ringkasan
atau rangkuman materi pelajaran kepada siswa supaya siswa dapat dengan mudah
mengingat materi pelajaran yang diberikan.
f. Rayakan
Rayakan maksudnya guru dapat
memberikan penghargaan atau pujiankepada siswa atas segala usaha dan kerja
keras mereka dalam menyelesaikan tugas yang diberikan sehingga siswa merasa
diakui setiap usahanya.
6.
Aspek
pembelajaran Quantum Teaching
Menurut Bobbi
DePotter, kelas dapat menjadi “rumah” bagi siswa tidak hanya terbuka bagi umpan
balik, tetapi juga mencarinya. Tempat siswa belajar dan mendukung orang lain,
tempat siswa mengalami kegembiraan dan kepuasan, member dan menerima, belajar
dan tumbuh. Beberapa konteks dalam menata kelas adalah sebagai berikut :
a. Suasana
kelas yang berisi interaksi guru dan siswa yang penuh dengan kegembiraan yang
akan membawa kegembiraan pula dalam belajar.
b. Landasan
yang berupa kerangka kerja yang akan member guru dan siswa sebuah pedoman
bekerja dalam komunitas belajar.
c. Lingkungan,
yaitu bagaimana guru menciptakan lingkungan belajar yang nyaman yang dapat
mendukung proses belajar.
d. Rancangan
adalah unsure-unsur penting yang dapat menumbuhkan minat siswa dalam menerima
materi pelajaran.
7.
Srategi
pembelajaran Quantum Teaching
Menurut Bobbi DePetter, terdapat
enam strategi atau cara mengajar quantum teaching yaitu sebagai berikut :
1. Kekuatan-terpendam
niat
Guru harus selalu memandang siswa
sebagai siswa yang hebat, top dan pandai sehingga guru akan dapat dengan mudah
memahami siswa. Materi pelajaran yang diberikan pundapat dengan mudah dipahami
siswa.
2. Jalinan
rasa simpati dan saling pengertian.
Guru harus membangun hubungan yang
baik dengan siswa, menjalin rasa simpati dan saling pengertian karena hubungan
ini yang akan membuat guru memahami, mengerti, dan mengetahui mereka sehingga
akan memudahkan guru dalam pengelolaan kelas dan meningkatkan kegembiraan.
3. Keriangan
dan ketakjuban.
Guru menciptakan suatu kegembiraan
dalam mengajar sehingga kegiatan belajar mengajar lebih menyenangkan.
Kegembiraan akan membuat siswa lebih mudah dalam menangkap materi pelajaran
yang diberikan. Memasukkan ketakjuban dan penjelajahan ke dalam belajar akan
kembali membebaskan siswa, menambah arti lebih pada belajar jika belajar
diawali dan dicari melalui ketakjuban, penjelajahan dan pertanyaan.
4. Pengambilan
resiko.
Pengambilan resiko dalam belajar
akan membangkitkan kesukaan bertualang alami kepada siswa dan akan menambah
pengalaman mereka. Pengambilan resiko juga dapat membawa siswa untuk berani
keluar dari zona nyaman mereka sehingga mereka bisa lebih bebas dalam
berekspresi dan berpendapat.
5. Rasa
saling memiliki.
Semua siswa ingin merasa saling memiliki.
Dengan membangun rasa saling memiliki, akan mempercepat proses pengajaran dan
meningkatkan rasa tanggung jawab siswa.
6. Keteladanan.
Guru harus dapat member teladan
kepada siswa karena semakin guru memberi teladan, siswa akan semakin tertarik
dan mulai mencontohnya karena mereka merasa ada kecocokan antara keyakinan,
perkataan dan perbuatan.
2.4 Teori belajar creative learning
Menurut
Sudirman (2012:1), Pembelajaran kreatif merupakan proses
pembelajaran yang mengharuskan guru dapat memotivasi dan memunculkan
kreatifitas peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung, dengan
menggunakan beberapa metode dan strategi yang variatif, misalnya kerja
kelompok, pemecahan masalah dan sebagainya.
Pembelajaran kreatif mengharuskan guru
untuk mampu merangsang peserta didik memunculkan kreatifitas, baik dalam
konteks kreatif berfikir maupun dalam konteks kreatif melakukan sesuatu.
Kreatif dalam berfikir merupakan kemampuan imajinatif namun rasional. Berfikir
kreatif selalu berawal dari berfikir kritis yakni menemukan dan melahirkan
sesuatu yang sebelumnya tidak ada atau memperbaiki sesuatu yang sebelumnya
tidak baik. Tak seorangpun akan mengingkari bahwa kemampuan dan ciri-ciri
kepribadian sampai tingkat tertentu dipengaruhi oleh oleg faktor lingkungan seperti
keluwarga dan sekolah. Kedua lingkungan pendidikan ini dapat berfungsi sebagai
pendorong (press) dalam pengembangan kreatifitas anak
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Manusia memperoleh
sebagaian besar dari kemampuannya melalui belajar. Belajar adalah suatu
peristiwa yang terjadi didalam kondisi-kondisi tertentu yang dapat diamati,
diubah dan dikontrol (Robert M. Gagne, 1977). Kemampuan manusia yang
dikembangkan melalui belajar yaitu pertama; ketrampilan intelektual, informasi
verbal, strategi kognitif, ketrampilan motorik, dan sikap.
Pendidik dituntut untuk
menyediakan kondisi belajar untuk peserta didik untuk mencapai
kemampuan-kemampuan tertentu yang harus dipelajari oleh subyek didik.
Pencapaian hasil belajar seorang peserta didik sangat dipengaruhi oleh proses
belajar, gaya belajar dan tori belajar. Ada banyak sekali toeri dan gaya
belajar yang diungkapkan oleh para ahli, diantaranya toeri belajar siberneti,
teori belajar quantum, toeri belajar E-learning, dan teori belajar creative. Berbagai
macam teori belajarini tentunya mempunyai keunggulan dan kelemahan
masing-masing. Untuk itu dalam makalah ini penulis berusaha membahas tiap teori
belajar tersebut, dengan harapan tulisan inidapat memberikan masukan untuk tiap
teori belajar yang di pilih.
3.2
Saran
Diharapkan kepada para
pembaca khususnya peserta didik baik pelajar maupun mahasiswa, pendidik, para
perancang pendidikan, serta pengembang program-program pendidikan agar
mengetahui teori pembelajarn dan dapat memahami
bentuk-bentuk pembelajaran dan mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Daftar Pustaka
·
Allen, Michael. 2013. Michael
Allen’s Guide to E-learning. Canada : John Wiley & Sons.
·
Ardiansyah, Ivan. 2013. Eksplorasi
Pola Komunikasi dalam Diskusi Menggunakan Moddle pada Perkuliahan Simulasi
Pembelajaran Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung-Indonesia.
·
Chandrawati, Sri Rahayu. 2010.
Pemanfaatan E-learning dalam Pembelajaran. No 2 Vol. 8. http://jurnal.untan.ac.id/
·
http://makalahpendidikan-sudirman.blogspot.com/2012/07/pembelajaran-kreatif-creative-learning.html
·
L. Tjokro, Sutanto. 2009. Presentasi
yang Mencekam. Jakarta: Elex Media Komputindo.
·
L. Gavrilova, Marina. 2006.
Computational Science and Its Applications - ICCSA 2006: 6th International
Conference. Glasgow, UK: Springer.
·
Nursalam dan Ferry Efendi. 2008.
Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
·
Pranoto, Alvini.dkk. 2009. Sains dan
Teknologi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
·
Riadi
Muhsin, 2014 http://www.kajianpustaka.com/2014/06/pengertian-karaktiristik-dan-manfaat-elearning.html
·
Sujana, Janti
Gristinawati dan Yuyu Yulia. 2005. Perkembangan Perpustakaan di Indonesia.
Bogor: IPB Press.
·
Thobrani
dan mustofa. 2011. Belajar dan pembelajaran. Jogjakarta: Ar-ruzz media.
888 Casino Las Vegas - Mapyro
BalasHapusFind 888 제천 출장안마 Casino Las Vegas, 파주 출장샵 NV, United States, reviews and more. 888 Casino Las 속초 출장안마 Vegas. Map and Directions. Map 안성 출장샵 of the Casino Las 의왕 출장샵 Vegas.